Malaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia)

Malaikat Pelindung Gotik (Bahasa Indonesia)

Por Anna Erishkigal

Formato: ePub  (Adobe DRM)
Disponibilidad: Descarga inmediata

Sinopsis

Peraih Penghargaan e-Book Independen Terbaik dalam eFestival of Words – Novela Terbaik 2014 . Sang Hantu Penderitaan Masa Lalu akan selalu mengikutimu... . Setelah dicampakkan oleh kekasihnya pada malam sebelum Natal, Cassie Baruch berharap sakit hatinya akan berakhir ketika ia menabrakkan mobilnya ke sebatang pohon beech tua. Namun, ketika seorang malaikat tampan bersayap hitam muncul dan memberitahukan padanya bahwa “Ini bukanlah suatu kisah cinta paranormal, Nak,” ia menyadari bahwa kematian ternyata tidak menyelesaikan semua masalahnya. Dapatkah Jeremiel menolongnya untuk mengusir hantu-hantu permasalahan masa lalunya dan menemukan kedamaian pada akhirnya? . Kisah paranormal versi modern dari mitos tentang malaikat pelindung ini membaurkan drama yang menyayat hati dari " Thirteen Reasons Why " (Tiga Belas Alasan Mengapa) dengan cerita klasik " A Christmas Carol " (Sebuah Nyanyian Natal) dan " It’s a Wonderful Life " (Hidup Ini Indah), untuk memberikan pengharapan bagi setiap orang bahwa mereka pasti bisa menghadapi masa lalu mereka dan mengalahkannya. . Buku ini BUKAN fiksi religius! . “Tidak banyak buku yang dapat membuatku meneteskan air mata, namun buku ini membuatku menangis dengan kisahnya yang luar biasa. Ada suatu pesan yang terkandung di sini, yang disampaikan dengan penuh humor dan keanggunan. Mengagumkan!"  – Ulasan Pembaca . “Ia membuatku peduli terhadap tokoh cerita ini. Dan ia membuatku menangis. Dan aku sangat amat bersyukur dengan akhir cerita ini.” – Ulasan Pembaca . “Sebuah buku yang menyentuh hati dengan cara yang lain dari buku-buku lainnya,” – Ulasan Pembaca . “Anna kembali menenun kata-kata menjadi emas yang berharga. Pelintiran ala Gotik dalam versi modern Nyanyian Natal ini luar biasa!” – Ulasan Pembaca . “Seandainya bisa, aku akan memberikan bintang tak terbatas untuk cerita ini! Kisah dalam buku ini membuatku merinding.” – Ulasan Pembaca  

Anna Erishkigal